Pandangan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dari Segi Perspektif Ekonomi



Oleh : Biro Entrepreneur BEMJ PGSD FIP UNJ
                         

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pemilu presiden dan wakil presiden pada bulan Juli mendatang, kedua capres dan cawapres terpilih telah mengemukakan visi dan misinya masing-masing.
Terkait bidang ekonomi, keduanya sama-sama bertujuan agar adanya pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.Pasangan Prabowo-Hatta lebih mengedepankan alokasi anggaran untuk pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, koperasi dan UKM serta prioritas kredit perbankan nasional dan lembaga keuangan lain bagi petani, peternak, nelayan, buruh, pegawai, dan industry kecil dan menengah. Sedangkan pasangan Jokowi –Kalla lebih memprioritaskan pada pembangunan di wilayah terkecil Indonesia yaitu dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
Sebetulnya visi dan misi yang ditawarkan kedua capres ini sudah dinilai baik dan mengarah pada adanya kemajuan ekonomi. Namun menurut IGJ (Indonesia for Global Justice), visi misi yang dipaparkan kedua capres dan cawapres ini masihlah dalam tahap yang ambigu. IGJ menyatakan dalam paparan visi dan misi keduanya, tidak secara pasti mengeluarkan gagasan konkret mengenai perjanjian ekonomi internasional. Padahal hal ini sangat penting terkait penggunaan sumberdaya Indonesia yang lebih banyak dikelola oleh pihak asing. Tentunya jika para capres dan cawapres ini masih belum bisa tegas terkait hal diatas, akan menyebabkan keadaan ekonomi Indonesia tetap seperti saat ini, yaitu banyaknya dominasi pihak asing terhadap kegiatan perekonomian local.
Oleh karenaitu, hal yang paling penting terkait pemilu capres dan cawapres tahun ini bukan hanya sekedar melihat seberapa baik visi misi yang ditawarkan, tetapi juga tentunya tentang bagaimana mereka mampu merealisasikan apa yang menjadi keinginan bangsa Indonesia.
          Masalah pemilihan presiden menjadi pembahasan yang sangat menarik dan sering dibahas diseluruh lapisan masyarakat mulai dari pejabat sampai kalangan terendah, karena pilpres kali ini diikuti oleh dua pasang manusia terbaik yang ada di Indonesia saat ini terutama para capresnya yaitu Joko Widodo yang berasal dari kalangan sipil dan Prabowo Soebianto yang berasal dari kalangan militer. Membahas asal muasal kedua calon presiden tersebut memiliki kelemahan dan kekurangan masing-masing dari kalangan sipil memiliki kelebihan dapat lebih dekat dengan calon pemilihnya secara masyarakat dengan masyarakat pada umumnya jadi dapat menjalin ikatan secara kuat dengan pemilihnya, lalu gaya kepemimpinannya selalu mengutamakan pendekatan secara hati ke hati, artinya mau mendengarkan keluhan dari masyarakat secara langsung dengan cara mendatangi masyarakat, kelemahannya secara sikap, kurang begitu tegas karena lebih banyak mengutamakan musyawarah sehingga terkadang harus memakan waktu dalam memecahkan masalah. Dari sisi militer memiliki bakat alami menjadi pemimpin karena selalu diajarkan memiliki jiwa kepemimpinan pada saat menjadi seorang prajurit lalu memiliki jiwa melindungi dan juga rasa nasionalisme yang tinggi, kekurangannya terkadang sisi kerasnya dapat meledak-ledak jika dalam keadaan tertekan dan dapat menggunakan latar belakangnya untuk mengatasi masalah dan hal tersebut dapat menimbulkan kekerasan dan perpecahan didalam masyarakat. Dari segi ekonomi kedua calon presiden pada dasarnya memiliki perspektif ekonomi yang tidak jauh berbedaya itu ekonomi kerakyatan, yang menurut mereka dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Kedua calon presiden tersebut akan mengutamakan sektor ukm, pertanian, dan industri lokal yang sangat mereka nilai memiliki potensi sangat besar.
          Dari sektor pertanian contohnya, kedua calon presdien tersebut akan memberdayakan petani lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dibanding mengimpor produk pertanian dari negara tetangga hal ini dapat mendukung perekonomian pedesaan, petani dan para masyarakat yang terlibat dalam sektor tersebut. Dari sektor ukm sangat menjanjikan untuk dibangun dan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, sektor ini sedang berkembang pesat di Indonesia mulai dari barang-barang rumah tangga hingga barang-barang seni yang sudah mulai merambah pasar internasional, namun masih kurang dukungan dari pemerintah padahal sektor ini sudah memberikan devisa yang cukup besar bagi bangsa ini lalu dari sektor industri kedua calon ini sangat peduli karena dalam sepuluh tahun terakhir banyak industri yang gulung tikar karena mahalnya bahan produksi birokrasi yang sangat ribet, ongkos logistik yang tinggi, biaya listrik yang semakin tinggi, sehingga banyak industri yang memilih menutup usahanya. Kedua calon tersebut menjanjikan sektor ini akan kembali bersaing dan mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing dari produk negara-negara seperti cina, jepang, dan eropa. Secara garis besar perspektif ekonomi kedua calon tersebut lebih mementingkan ekonomi yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan kembali untuk rakyat.
          Secara umum pelaksaan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014 mempunyai pengaruh yang positif dalam perekonomian Indonesia. Pandangan orang selama ini, dalam proses pileg dan pilpres meningkatkan pengeluaran yang cukup banyak namun di lain hal ini dapat meningkatkan pula harapan dalam perbaikan ekonomi.
          Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai enam persen pada 2015 apabila hasil Pemilihan Presiden 2014 sesuai dengan ekspetasi pasar. Pergantian pemerintahan yang sesuai dan mendukung sebagian besar suara investor juga akan memberi harapan pada penguatan nilai tukar rupiah.  Jadi dengan lancarnya pilpres, maka diharapkan modal arus asing masuk.
          Terlepas dari pemikiran tentang meningkatnya pertumbuhan ekonomi, sebagai capres dan cawapres harus pula memiliki visi dan misi untuk mensejahterakan rakyat, mengurangi kesenjangan dan menurunkan kemiskinan. Dalam memperoleh itu kita perlu yang namanya daya saing. Daya saing akan tumbuh jika kualitas Sumber Daya Manusianya terpenuhi.  Jadi kuncinya, sebagai presiden nantinya harus mengupayakan peningkatan kualitas SDM terlebih dahulu. Karena jika kualitas SDM kita setara dengan Negara lain, kita dapat mengejar ketertinggalan dalam bidang ekonomi yang muaranya akan bersaing pada Masyarakat Ekonomi  ASEAN (MEA) pada 2015.
          Tantangan bangsa ini ke depannya akan lebih berat. Ada banyak hal yang harus dihadapi. Tentunya pemerintahan baru, harus menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi, seperti membatasi besarnya subsidi BBM, belum memadainya pembangunan infrastruktur, mengatasi defisit neraca berjalan yang kemungkinan akan lebih besar jika program infrastruktur berjalan dengan lebih cepat karena besarnya impor barang modal dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebagai capres atau cawapres harus dapat merealisasikan program-program yang dapat mengatasi permasalahan tersebut dan membuat Negara lebih baik terutama pada bidang perekonomian.
          Realisasi visi-misi pasanganPrabowo-Hatta yaitu menetapkan alokasi anggaran untuk pembangunan pertanian dan kelautan, koperasi dan UMKM serta prioritas kredit perbankan nasional dan lembaga keuangan lain bagi petani, peternak, nelayan, buruh, pegawai, industry kecil dan menengah. Sedangkan salah satu realisasi atau program prioritas pasangan Jokowi-JK lima tahun ke depan adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah, desa dalam kerangka Negara kesatuan. Jokowi-JK tampaknya akan melawan teori menetas kebawah, dimana pembangunanan difokuskan ke kalangan elite, memperkuat kelas menengah di kota-kota besar atau wilayah-wilayah kaya, dengan harapan kesejahteraan nantinya menetas kebawah. Program ini memang tercermin dari latar belakang Jokowi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan juga berkarir di daerah asalnya yaitu Solo.
          Sesungguhnya tak terlalu sulit untuk mereka menyusun program dan rencana kerja yang bagus di atas kertas. Tantangan terbesar mereka adalah saat mereka merealisasikannya. Oleh karena itu sebagai mahasiswa, ini adalah saat kita untuk siap mengawal pemenang pilpres 2014 yakni Jokowi-JK atau Prabowo-Hatta untuk bisa melaksanakan segala apa yang sudah mereka janjikan.

©Copyrightn_By Biro Entreprenur_BEMJ PGSD FIP UNJ

Komentar