Pearl of China, sebuah novel yang terilhami dari perjalanan kehidupan
dan cinta Pearl Sydenstricker
Buck sang peraih nobel sastra yang mencintai Cina sampai mati. Sebuah kisah
persahabatan sejati yan menembus ruang jarak dan waktu. Kisa tentang perjuangan
akan kebenaran dan ketulusan sebuah cinta akan tanah air yang sebenarnya.
Pearl, seorang anak perempuan
dari keluarga misionaris asal Amerika yang mengikuti jejak keluarganya untuk
melakukan misi pelayanan menyebarkan agama Kristen. Dia dilahirkan di Amerika,
namun sejak kanak- kanak hingga dewasa ia dibesarkan di Cina, bahkan hingga
akhirnya dia merasa bahwa jiwa dalam dirinya adalah Cina. Saking cintanya
kepada Cina, dia rela belajar Bahasa Mandarin lebih dalam lagi hingga berbagai
dialek Bahasa Cina bahkan dia juga selalu mencoba berpenampilan sebagai seorang
Cina tulen dari ujung rambut hingga ujung kakinya walau pada kenyataanya rambut
pirang dan kulit putih halusnya tak bisa berbohong bahwa dia bukanlah seorang
Cina.
Sejak masa kanak- kanak,
ia sangat merindukan kasih sayang dan perhatian yang lebih dari ayahnya pada
dirinya, ibunya, dan adiknya. Ya, selama hidupnya, ayah Pearl, Absalom selalu
mengutamakan misi pelayanannya sebagai missionaris dibandingkan keluarganya.
Keluarga Pearl yang berekonomi cukup baik memilih mendirikan rumah di daerah
yang banyak penduduknya adalah rakyat miskin di
kota selatan Chin-Kiang. Di situ pulalah Absalom mendirikan sebuah gereja dan
sekolah dalam mendukung misi pelayanannya. Pearl memperoleh nama Cina sebagai Sai Zhen Zhu.
Willow, seorang anak
miskin yang hampir tidak dapat merasakan indahnya pendidikan dan harus kawin di
usia sangat muda dengan pecandu opium yang telah beristri dan beranak pinak demi
kelangsungan hidup keluarganya. Tradisi di Cina saat itu menganggap pendidikan untuk
seorang wanita tidaklah penting, wanita harus cepat- cepat menikah agar tidak
menjadi perawan tua dan jauh dari kutukan Sang Dewa. Ia dan bapaknya pun sering
kali bersekongkol untuk mencuri. Hingga suatu waktu mempertemukan Willow dengan
Pearl saat menjalankan aksinya untuk mencuri panekuk di rumah Pearl dan mencuri
dompet Absalom di gereja, inilah awal dari perkenalan dan akhirnya persahabatan
mereka berdua.
Saat Pearl berusia
belasan tahun sempat kembali ke Amerika untuk merasakan pendidikan di perguruan
tinggi yang akhirnya menikah dengan Lossing dan dikarunia seorang anak bernama
Carol, namun sayang anaknya mengalami keterbelakangan mental. Pearl bingung
bahkan sempat depresi dengan keadaan keluarga dari hasil pernikahannya yang
mulai mengalami keretakan, sebagai pelampiasan dari semua itu ia tuliskan
curahan hatinya pada tulisan- tulisan novel dan surat- suratnya yang ia
kirimkan kepada Carol di Cina, hingga akhirnya Pearl menetap kembali di Cina
bersama keluarganya.
Pearl dan Willow bermigrasi ke kota-kota
terdekat dari Shanghai dan Nanjing untuk
memulai kehidupan baru sebagai wanita modern, wanita berpendidikan. Mereka berdua jatuh cinta kepada seorang penyair modern bernama Hsu Chih-mo, namun
Hsu Chih-mo lebih memilih Pearl,
kejadian ini sempat menimbulkan konflik diantara
persahabatan mereka berdua. Akhirnya Willow menghibur
dirinya dengan menikahi seorang pejabat pemerintahan komunis bernama Dick. Pearl meninggalkan China sebelum kemenangan komunis pada tahun 1949, ia beserta adiknya Grace terpaksa harus kembali ke
Amerika dengan menumpang kapal militer demi keselamatan hidup mereka
selanjutnya, namun Ayahnya, Absalom memilih untuk tetap tinggal di Cina hingga
akhir hayatnya, sementara Willow
tetap bertahan dalam
kengerian politik Maoisme yang mengguncang negerinya.
Pearl menulis berbagai macam kisah kehidupan di Cina
sehingga ia menjadi seorang penulis terlaris, aktivis HAM dan meraih
penghargaan nobel di bidang sastra. Pearl adalah seorang asing yang tahu dan
paham betul kesengsaraan yang dirasakan oleh rakyat Cina saat itu, bahkan ia
rela menjadi penyambung lidah untuk membawa kasus ini pada ranah internasional
dengan mendedikasikan dirinya sebagai penulis yang mengecam keras pemerintahan
Cina yang komunis, yang hanya menyengsarakan rakyat melalui berbagai macam
tulisan kritiknya. Salah satu karya
tulisannya yang paling terkenal adalah buku berjudul “The Good Earth” yang
mengalami banyak penolakan di beberapa negara karena buku tersebut berisi
kritikan yang keras terhadap pemerintahan komunis.
Persahabatan mereka akan diuji selama dekade kegemparan
besar, penjara dan pengasingan, perang sipil berdarah dan represif rezim
komunis Mao.
Ketika Pearl dan Willow ditarik terpisah oleh kekuatan politik dan geografi, ikatan persahabatan mereka tetap bertahan. Dalam beberapa tahun kemudian, ketika Willow diperintahkan untuk mencela temannya atas kritikan sosial yang telah Pearl buat di media Internasional dia menolak dan membayar harga yang curam hingga akhirnya Willow harus mengalami berbagai macam hukuman penjara dan siksaan buruk di masa tuanya.
Ketika Pearl dan Willow ditarik terpisah oleh kekuatan politik dan geografi, ikatan persahabatan mereka tetap bertahan. Dalam beberapa tahun kemudian, ketika Willow diperintahkan untuk mencela temannya atas kritikan sosial yang telah Pearl buat di media Internasional dia menolak dan membayar harga yang curam hingga akhirnya Willow harus mengalami berbagai macam hukuman penjara dan siksaan buruk di masa tuanya.
Saat Presiden Nixon (Presiden Amerika ke-37 saat itu) berencana melakukan kunjungan
kenegaraan ke Cina, inilah
kesempatan Pearl untuk ikut dalam kunjungan kenegaraan ini sebagai pendamping
Presiden Nixon, namun taktik
politik Cina bekerja dan Pearl ditolak
masuk melalui
pengurusan visanya. Pearl meninggal setahun kemudian.
Setelah
kematian Mao dan Pearl,
Willow melakukan ziarah ke makam Pearl di Amerika, perjalanan yang penuh dengan perjuangan dan
memilukan perasaan hati seorang sahabat, ketika sampai di rumah Pearl, Willow
mendapati lingkungan tempat tinggal Pearl yang apik dengan aroma Cina yang
sangat kental baik dari taman, desain eksterior dan interior rumah, koleksi
buku, ukiran cina yang sangat detail, dan sebagainya. Willow menyebarkan
sebagian tanah dari makam ibunya Pearl di Cina yang sengaja ia bawa di atas
permukaan makam Pearl di Amerika dan mengambil beberapa bibit tanaman bunga di taman
makam Pearl untuk ditanamnya di makam Carie agar ibu dan anak tersebut tetap
merasakan Cina dan Amerika walau sudah tiada.
Sangat mengharukan, Pearl
of China menyatakan kekuatan persahabatan sejati dan membawa ke
kehidupan seorang wanita yang
berani dan penuh gairah, cinta
yang tak tergoyahkan untuk negara masa mudanya akhirnya menyebabkan dia dipuji sebagai pahlawan
nasional di Cina.
http://www.theguardian.com/books/2010/jul/10/pearl-china-anchee-min-review
Referensi:
Komentar
Posting Komentar