Senja di Karimunjawa

Resensi oleh : Nesya Anjani F



Liburan yang bermakna bagi Senja dan Rudi, dua mahasiswa yang menghabiskan waktu liburannya ke suatu tempat indah yang disebut Karimunjawa. Sebuah pulau yang berasal dari kata kermun-kermun yang berarti samar-samar, dataran ini ditemukan samar-samar saat nenek moyang Bugis berlayar ke Jawa yang sempat tersesat dan putus asa. Banyak pantai indah yang masih sangat indah dan alami di sini. Namun sayang, beberapa pantai indah itu sudah dimiliki asing, bukan lagi milik pribumi.
`        Di sini mereka bertemu dengan teman lamanya, Bintang. Bintang sudah lebih dulu tinggal dan mengajar di SDN 06 Karimunjawa. Sebuah sekolah yang hanya memiliki sekitar 50 orang murid dan 1 penjaga sekolah dan beberapa orang guru saja namun jarang datang karena lokasi sekolah yang berada di dataran tinggi dengan medan yang cukup curam. Untuk pertama kalinya Senja dan Rudi mengajar membantu Bintang yang saat itu hanya seorang diri guru yang datang ke sekolah. Tingkah polah anak yang sulit diatur, ruang kelas seadanya, dan fasilitas yang jauh dari layak menjadi tantangan tersendiri saat mengajar di sini, ditambah kurikulum yang tertinggal dari sekolah lain di Jawa.
          Pantai, banyak pantai indah untuk menikmati senja di atas hamparan pasir putih, atau sekedar duduk di batu-batu yang menjulang. Perpaduan matahari tenggelam, lautan lepas berasa garam tampak berkilauan, ditambah beberapa pulau-pulau kecil tak berpenghuni menjadi suatu estetika yang tak boleh dilewatkan. Ditemukan daerah yang cukup kumuh karena banyak sampah bertumpuk ada pula beberapa rumah panggung khas suku Bugis di kampung lain semuanya memiliki cerita tersendiri dari tempat ini.
          Menakjubkan! Indonesia memiliki tempat indah yang jarang terekspose. Bukan hanya keindahannya bahkan pendidikan di sini, padahal anak-anak di sini semangat belajarnya sangat menggebu, namun banyak pula anak yang ragu untuk menggapai mimpinya disebabkan akses sumber ilmu yang terbatas. Hingga akhirnya kebodohan dan kemelaratan karena kurangnya ilmu pengetahuan menggerogoti masa depan mereka yang hanya mampu menjadi perantau atau membudakkan diri pada perusahaan swasta asing. Sungguh ironi.


“Banyak anak tinggal di tempat terindah di Indonesia namun, kehidupan dan pendidikannya tak terjamah oleh kita.”
– Senja di Karimunjawa

Komentar

Posting Komentar